Halaman

Senin, 08 April 2013

Abie dan Nay, sosok dewasa dalam tubuh yang mungil



            “Alea, ayo pakai celananya nak,”kataku sambil berjalan tergopoh-gopoh karena kaki licin habis terkena air. Di tanganku membawa celana bersih yang akan ku pakaikan pada alea anak ketiga ku. Kadang memang seperti itu, alea (2 tahun) masih suka takut masuk kamar mandi, sehingga pups di celana.
            “Aleaaaa, ayoo…”ups, tiba-tiba ku terdiam. Ku terkesima dengan pemandangan didepanku. Aku melihat Nay anak kedua ku sedang berjongkok memakaikan celana bersih kepada alea.
            “Pegang kepala kakak le, biar nggak jatuh”, ujarnya pada alea. Alea pun patuh kepada kakaknya. Dia pegang kepala kakaknya, dan perlahan memasukkan kakinya satu persatu pada lubang celana. Mataku buram, karena sedikit berair, hati melowku  benar-benar tersentuh. Subhanallah…tak pernah kusangka Nay yang biasanya cuek bisa berbuat sedahsyat itu. Apalagi dia baru berusia 4 tahun.
            “Subhanallah Nay, itu keren sekali, kataku langsung memujinya. Dia pun cengar-cengir mendengar kata-kataku.
            “trimakasih ya sayang, Nay ibu kasih bintang special. Kamu mau bintang berapa banyak nak,”ujarku
            “seratus” jawab nay
            “oke, bawa sini buku bintangnya”, kataku…Hehehehe…biasanya untuk satu prestasi aku hanya kasih 10 bintang. Tapi kali ini aku benar-benar menganggapnya special, jadi ku iya kan saja.
            “nanti ditukar uang boleh bu?, tanyanya lagi
            “boleh”, jawabku.
            “asyiiiiikk, nanti nay mau beli jajan di toko pojok ya buk, ya buk,”
            “iya, boleh,”
            Masih tentang alea, tapi kali ini dia sedang malas makan. Piringnya tergeletak di lantai. Mie goreng berserakan dimana-mana..tapi aku biarkan saja. Selain karena pada saat itu aku sedang menyusui arman (5bulan), pelajaran makan sendiri memang sedang kuterapkan pada gadis kecilku itu.
            “ale, makannya kok nggak dihabiskan?, kata si sulungku abie(7th). Alea cuek saja berlari kesana-kemari…pertanyaan kakaknya tidak digubrisnya.
            “sini abie suapin, ngeeeeng pesawat mohon ijin masuk gua”, kata abie sambil memegang sendok berisi mie goreng. Gayanya persis seperti aku kalo lagi menyuapi alea. Serta merta alea pun membuka mulutnya dan haaap   aammmm, nyam-nyam-nyam. Pesawat mie berhasil masuk ke gua alea hihihi…
            “ayo lagi le, ini pesawatnya minta ijin mau masuk gua lagi” kata abie lagi. Kali ini alea cuek saja. Matanya lurus menonton cd dora kesukaannya.
            “ya udah, mie gorengnya buat abie ya?”, pancing abie
            “a buleh”, kata alea sambil manyun. Maksudnya nggak boleh hehehe..
            “makanya, ini pesawat udah siap masuk gua. Dibuka dong guanya…ngeeeenngg”, bujuk abie..kali ini alea nurut. Dia buka mulutnya lebar-lebar dan hap, berhasiiiilll hehehe..
Subhanallah, Alhamdulillah….itulah yang keluar dari bibirku..apalagi yang kuinginkan selain anak-anakku bisa hidup rukun dan saling memperhatikan. Semoga selalu seperti itu ya nak..
            Abie dan Naya, memang sering ku mintai tolong untuk menemani adik-adiknya. Terutama ketika aku sedang “tanggung’ dalam menyeleseikan pekerjaan rumah. Apalagi sejak sebulan ini kami ditinggalkan mbak, yang selama ini membantu kami. Mengurus empat orang anak, sekaligus mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga benar-benar membuatku kualahan
            Tapi beruntung, aku memiliki abie dan naya yang sangat memahami keadaan ku saat ini. Mereka sering berinisiatif untuk menemani adik-adiknya, tanpa harus kumintai tolong. Sungguh aku melihat sosok dewasa dalam tubuh mungil mereka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Free Cherry Cursors at www.totallyfreecursors.com